2014

BELAJAR DESAIN GRAFIS SECARA OTODIDAK


Tanamkan niat
Memang benar kata orang bahwa saat melakukan sesuatu harus didasari dari niat yang ditanamkan dalam hati. Hal ini juga berlaku saat kamu akan belajar desain grafis apalagi yang bercita-cita sebagai desainer andal. Tanyakan dalam hati apakah desain grafis menjadi passionmu karena jika tidak kemungkinan kamu akan belajar secara setengah-setengah.
Mulai dari Software Mudah
Cara belajar desain grafis secara otodidak adalah pilih software yang kamu anggap paling mudah. Ada dua perusahaan pengolah desain, yaitu Adobe dan Macromedia. Kamu bisa pilih software mana yang paling mudah dan seru untuk digunakan. Setelah tahu akan menekuni software apa, kamu harus mempelajari hal itu dulu, bukan malah mencoba software lain. Jika kamu sering mengganti software kemungkinan enggak ada satu software pun yang kamu kuasai. Nah, begitu ada satu software yang kamu paham betul penggunaannya, barulah beralih software desain lainnya untuk menambah kemampuanmu.
Lupakan buku tutorial
Saat ada niat belajar desain grafis mungkin kamu akan ke toko buku dan membeli buku tutorial untuk memudahkan kamu. Namun, sebenarnya akan lebih efektif jika kamu terjun langsung mencoba banyak tools di software tersebut, ketimbang membaca buku. Karena ketika kamu mencoba sesuatu dan terdapat kesalahan berarti kamu akan semakin mengerti.
Buat objek yang mudah
Mungkin kamu sering menemukan karya desain keren yang membuat kamu ingin mencoba desain seperti itu. Nah, karena posisimu sebagai pemula mungkin akan terasa lebih sulit. Ada baiknya untuk mencoba objek yang mudah dulu sebagai awal latihan, seperti gambar mangkuk, gelas, TV, atau objek yang kamu rasa mudah. Belajar desain grafis memang ada banyak cara, tetapi belajar secara bertahap menjadi hal yang bijak. Mengapa? Karena belajar desain grafis seperti bermain game, akan ada level yang membuat kamu lebih jago. Saat belajar secara bertahap tanpa sadar nantinya kamu akan mencoba hal sulit dan jika bisa melewatinya maka kemampuanmu akan bertambah.
Ikut komunitas
Dan cara belajar desain grafis selanjutnya adalah mengikuti komunitas desain yang ada. Komunitas yang baik biasanya selalu mengadakan diskusi dan nantinya akan menambah kemampuan dan pengetahuanmu. Dan biasakan untuk aktif saat mengikuti komunitas tersebut, Malu bertanya menjadi hal yang harus kamu hilangkan saat belajar desain grafis secara otodidak.
Bersabar
Mungkin kamu pernah lihat temanmu  yang sudah jago desain grafis dan kamu nggak boleh ngiri. Dalam dunia desain grafis, tak ada kata jago secara instan. Perlu latihan yang tersus menerus serta perjuangan dan pengorbanan yang mungkin saja kamu lakukan. Nah, sikap sabar akan sangat membantu kamu . mulailah dengan melatih kesabaran dan pantang menyerah.

DUNIA SENI DALAM GRAFIS

Setiap manusia dilahirkan telah dianugrahi bakat dan ketrampilan, dan bila kita memahami kalau bakat dan ketrampilan kita berada dalam lingkungan seni dan bisa mengoperasikan komputer dengan aplikasi-aplikasi yang berhubungan dengan bakat dan ketrampilan seni anda, maka tidak ada salahnya bagi anda untuk membaca artikel ini.

Bagi Anda yang tertarik dengan dunia desainer grafis ataupun calon desainer grafis, kemampuan menggunakan perangkat lunak grafis seperti CorelDraw, Adobe Photoshop, Freehand, Illustrator dan lain sebagainya tidaklah cukup. Produk teknologi seperti ini sejatinya hanyalah alat pendukung pekerjaan desain, yang kalau bukan jiwa kreatif kita yang menggerakkannya, hasilnya juga tidak seperti yang diharapkan.

Banyak sekali orang-orang menyebut dirinya desainer grafis dengan hanya mengandalkan pengetahuan penggunaan perangkat lunak komputer grafis, tetapi tidak mengasah dan menambah wawasannya dengan membaca teori seni dan desain serta ilmu komunikasi.

Mengapa? sebab seni berperan dalam hal keteraturan dan keindahan dalam mendesain media publikasi. Sedangkan ilmu komunikasi berperan dalam memahami posisi desainer grafis sebagai komunikator yang sedang menyusun pesan yang hendak dibaca oleh komunikan(si penerima pesan). Yang saya lihat banyak orang mengoleksi buku-buku komputer grafis ketimbang buku teori estetika, teori desain atau ilmu komunikasi. Walaupun sesungguhnya kita tanpa sadar memang menerapkannya.

Buku panduan mengenal desain grafis ini memaparkan secara singkat, namun cukup komprehensif mengenai dasar-dasar desain grafis yang harus dipahami para desainer grafis pemula, ataupun yang profesional. Sehingga, ketika menggunakan berbagai perangkat lunak komputer grafis, tidak berkutat pada teknik menggunakanya, tetapi lebih berfikir penuh pada kendali seni dan komunikasi dalam menghasilkan karya visual dengan grafis yang lebih baik.

Literatur yang membahas seni dan komunikasi dalam desain grafis seperti ini jarang sekali saya temukan dalam penerbitan buku komputer untuk kelompok grafis. Yang ada hanya membahas pada fungsi dan penggunaan fasilitas yang dimiliki perangkat lunak tersebut. Hal ini bisa membawa pembaca mengarah pada perspektif teknologis saja. Ini juga yang akhirnya akan membuat pembaca menjadi pragmatis, tidak memandang bidang lain yang sesungguhnya tidak kalah penting dalam menciptakan karya desain yang memukau.



Desain grafis adalah seni

Pekerjaan desain grafis menuntut pemahaman terhadap esensi dunia visual dan seni (estetika). Sebab desain grafis menerapkan elemen-elemen dan prinsip-prinsip desain (komposisi) dalam memproduksi sebuah karya visual. Desain grafis menerapkan beberapa prinsip, yakni: Kesederhanaan, Keseimbangan, Kesatuan, Penekananan, dan Repetisi. Sedangkan elemen-elemen yang diusungnya meliputi Garis, Bentuk, Ruang, Tekstur, dan Warna. Dan pada akhirnya sang penikmat karya visual akan memberikan penilaian, seperti apa yang dikatakan Kant: Nilai Estetis dan Nilai Ekstra. Nilai estetis diperoleh melalui penggunaan elemen-elemen dan prinsip-prinsip. Sedangkan nilai ekstra muncul: gerakan (animasi), percepatan, lambaian, suasana panas, atmosfer tenang dan lain sebagainya.

Dalam hal penggunaan teknologi komputer grafis, desainer grafis harus benar-benar paham menggunakan berbagai perangkat lunak komputer grafis untuk mempercepat dan mengefisienkan dalam menghasilkan sebuah karya grafis. Dalam contoh mendesain majalah anak-anak yang full color misalnya, kalibrasi monitor dan kecocokan antar perangkat harus dipahami agar warna yang didesain sama seperti hasil ketika nanti dicetak di atas kertas. Termasuk misalnya jangan menggunakan perangkat lunak yang tidak populer, yang mana tidak digunakan oleh percetakan. Ini malahan akan merepotkan Anda sendiri.

Beberapa pekerjaan lunak komputer grafis yang paling sering digunakan dalam pekerjaan desain grafis adalah AdobePagemaker, AdobePhotoshop, Macromedia Freehand, Quark Express, CorelDraw, Adobe Illustrator. Dan ada juga perangkat lunak pendukung untuk menghasilkan karya grafis 3D, semacam 3D Max, Maya, Poser, Terragen dan Bryce. Penggunaan kelima program populer ini bisa anda pakai dalam menghasilkan elemen tambahan bagi karya desain Anda. Untuk membuat bola kristal yang realistik misalnya, Anda tidak perlu melukis atau menggambar dengan AdobePhotoshop atau CorelDrwa, yang memang diperuntukkan memproduksi grafis dua dimensi saja.

Bicaralah secara Visual

Penggunaan dua disiplin di atas menjadi efektif pada tujuan desain grafis pada publikasi yang sesungguhnya, yakni komunikasi. Penggunaan perangkat lunak komputer grafis yang tepat dan penataan letak/komposisi dengan konsep seni menjadikan pesan efektif disampaikan kepada pembaca (khalayak/komunikan). Pembaca memahami foto karena jelas, tajam dan bersih setelah di-retouching dengan AdobePhotoshop. Dan nyaman dilihat karena ukuran dan peletakannya di halaman tepat, seimbang dan harmonis bersama elemen grafis lainnya dengan menggunakan CorelDraw.

Ilmu komunikasi kini lazim menyebut desain grafis sebagai desain komunikasi visual. Sebab desain grafis pada dasarnya adalah pekerjaan berkomunikasi dimana pesan yang disampaikan adalah visual (grafis: gambar dan tipografi/elemen-elemen desain dalam seni). Dan beberapa penelitian membuktikan media komunikasi visual lebih efektif ketimbang media lainnya yang hanya mengandalkan teks.

Desain grafis juga tidak terbatas pada media cetak, tetapi meluas hingga teknik animasi 3D dan video editing. Namun, jangan lupa sampai pada salah penanfsiran bahwa komputer grafis adalah desain grafis, seperti yang terjadi dewasa ini. Ini keliru!

Definisi dan Ruang Lingkup

Sebelum istilah desain grafis dikenal luas, orang-orang yang berkecimpung di dunia grafika/percetakan dan media mengenal istilah layouter sebagai orang yang bertugas menataletak huruf-huruf dan gambar pada bidang kertas cetak. Sebelumnya juga dikenal istilah dengan typesetter: Setelah digunakannya teknologi komputer komputer pribadi (personal computer/PC) untuk membuat publikasi, pada tahun 80-an kita juga mengenal istilah dekstop publishing (DTP). Istilah ini merujuk pada kemampuan komputer untuk mempermudah manusia membuat publikasi, mengatur tata letak dan cetak gambar dan teks. Desktop Publishing adalah sebuah sistem diman terdiri atas beberapa komponen, yaitu: komputer pribadi, alat pencetak (printer), mesin pemindai (Scanner) dan beberapa perangkat lunak dan periferal lainnya yang mendukung. Dan dalam penggunaannya tidak membutuhkan ruang dan personel yang banyak (dilakukan sendiri). Kini hal ini lazim disebut sebagai sistem komputer grafis.

Beberapa orang menafsirkan sistem komputer grafis sama dengan istilah desain grafis (graphic design). Ini tercermin dalam beberapa kursus dan berbagai workshop mencantumkan label “desain grafis” pada praktik penggunaan AdobePhotoshop dan CorelDraw. Tidak sama sekali penonjolan “ilmu desain”. Hal ini sebenarnya salah.

Di atas dijelaskan desktop publishing adalah sebuah sistem perangkat (tools) untuk menghasilkan sebuha karya visual. Sedangkan desain grafis adalah “ilmu” menghasilkan karya visual yang baik dan berniali seni. Kini berkembang pula apa disebut sebagai seni digital (digital art) dan digital imaging (Pencitraan digital). Keduanya sama-sama dibentuk dengan teknologi komputer grafis.

Beberapa orang menganggap istilah desain grafis merujuk pada bidang media cetak saja, seperti surat kabar, buku, poster dan publikasi tercetak lainnya. Namun, kini dengan munculnya teknologi internet, teknologi penyuntingan video (video editing) dan efek visual, desain grafis dikembangkan istilahnya menjadi desain komunikasi visual.

Jadi seseorang yang membuat situs web dengan tampilan yang menarik adalah pekerjaan desain grafis/desain visual. Tetapi orang-orang yang berkecimpung di dalamnya, lebih suka menggunakan istilah desain web. Demikian juga halnya dengan pekerjaan penyuntingan video, lebih suka disebut sebagai video editor.

Postingan Lebih Baru


Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.